Maluku – Pemerintah Provinsi Maluku terus membuka pintu bagi hadirnya investasi strategis guna memperkuat ketahanan pangan daerah.
Hal itu ditunjukkan ketika Gubernur Hendrik Lewerissa didampingi jajaran menerima audiensi calon investor PT Mitra Berlian Unggas (MBU), perusahaan agribisnis nasional yang bergerak di bidang produksi dan distribusi daging ayam serta telur, bertempat di ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur Maluku, Rabu (20/8/2025).
Pertemuan yang difasilitasi oleh Kadin Maluku tersebut membahas rencana pembangunan peternakan ayam terpadu (Broiler & Layer Farm) di Maluku sebagai bagian dari program Pengembangan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku, menuju swasembada pangan dan stabilitas harga.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan paparan MBU, konsumsi telur dan daging ayam di Maluku tumbuh 3-5 persen per tahun dalam periode 2020-2025. Pada 2025 kebutuhan telur diperkirakan mencapai 275 juta butir (16.500 ton), sementara konsumsi daging ayam mencapai 23.750 ton/tahun. Ironisnya, lebih dari 60 persen pasokan telur dan ayam masih berasal dari luar provinsi, yang menyebabkan harga pangan di Maluku 15-25 persen lebih mahal ketimbang daerah lain akibat tingginya biaya logistik.
Hadirnya investasi peternakan ayam terpadu diyakini akan menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan, sekaligus mengoptimalkan potensi pasokan pakan lokal.
Rencana investasi MBU mencakup, pembangunan peternakan ayam petelur dan pedaging skala komersial, pabrik pakan lokal, sistem distribusi langsung ke pasar dan HoReCa, skema kemitraan dengan peternak lokal. Dampak positif yang ditargetkan, stabilisasi harga ayam & telur di pasar, peningkatan pendapatan peternak lokal 15-25%, penyerapan tenaga kerja >200 orang, penurunan biaya logistik hingga 20%, potensi pasar telur 80 juta butir/tahun.
Roadmap realisasi investasi ditetapkan 12–24 bulan, dimulai dari studi kelayakan dan pembebasan lahan (0–6 bulan), pembangunan pabrik/kandang (6–12 bulan), uji produksi dan rekrutmen tenaga kerja (12–18 bulan), hingga produksi komersial penuh (18–24 bulan).
Juru Bicara Pemprov Maluku, Kasrul Selang, menyatakan rencana lokasi investasi terletak di petuanan Negeri Wakal yang dinilai sangat strategis karena memiliki akses jalan utama, cadangan air, listrik memadai, serta dukungan penuh dari pemilik lahan.
“Pak Gubernur sangat terbuka dan siap menggelar karpet merah bagi investasi sektor pangan ini, sepanjang memprioritaskan tenaga kerja lokal, melakukan transfer knowledge, dan menjaga lingkungan. Semua kemudahan sesuai kewenangan Pemprov akan diberikan,”ujar Kasrul.
Ia menambahkan, Gubernur menegaskan bahwa program besar yang diusung saat ini adalah menjadikan Maluku sebagai daerah produsen, bukan hanya konsumen. Termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja serta penguatan peran peternak lokal dalam rantai pasok.
“Investasi ini adalah bagian dari strategi besar kita membangun Maluku yang adil, sejahtera, dan berdaya saing, berangkat dari ketahanan pangan,” tukasnya.
Dengan dukungan lintas sektor, proyek ini diharapkan segera terealisasi sehingga Maluku mampu mengurangi ketergantungan pasokan dari luar daerah dan mencapai swasembada telur serta daging ayam dalam beberapa tahun mendatang.(**)